Analisa Kandunfan Air dalam Sampel Air Sumur



LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISA KANDUNGAN AIR DALAM SAMPEL AIR SUMUR
Diajukan sebagai salah satu syarat nilai akhir dari Praktikum Kimia Lingkungan


Disusun Oleh :
Hemi Emiliati              2016002009
Ibnu Mubarok             2016002025
Kurnia Indah S           2016002024
Mar’atun Solehah        2016002010

SEKOLAH TINGGI ANALIS KIMIA CILEGON
Jl. KH Wasyid No. 06 Jombang Wetan Cilegon – Banten 42411 Telp (0254) 2579126 Telp/Fax : (0254) 399970
Tahun Akademik 2017 - 2018


KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh     
        Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala limpahan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan PRAKTIKUM sesuai dengan waktunya dan dapat menyusun laporan Praktikum Kimia Lingkungan di Laboratorium Sekolah Tinggi Analis Kimia Cilegon
          Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW, penutup para nabi dan pembawa syafa’at bagi umat muslim di akhir zaman.
          Laporan Praktikum Kimia Lingkungan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat menempuh nilai akhir. Dalam kesempatan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun secara langsung. penulis ingin mengucapkan terimakasih atas bantuan serta motivasi .
          Dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, baik dari segi isi laporan maupun teknik penyusunannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari pembaca demi perbaikan laporan ini.
            Penulis akhirnya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya maupun bagi pembaca pada umumnya. Mohon maaf apabila dalam penulisan terdapat kesalahan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.


Penulis

DAFTAR ISI








BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau taraf/kualitas hidup masyarakat.
Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat diindonesia masih dihadapkan pada beberpa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi sampai saat ini yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat. Air dibutuhkan oleh organ tubuh manusia untuk melangsungkan metabolisme, sistem asimilasi, menjaga keseimbangan cairan tubuh, memperlancar proses  pencernaan, melarutkan dan membuang racun dari ginjal. Air yang cukup dan layak masuk ke dalam tubuh akan membantu berlangsungnya fungsi tersebut dengan sempurna.
Salah satu air yang dimanfaatkan oleh manusia adalah sumur. Air sumur merupakan bagian dari sumber air dalam tanah. Air sumur dikatakan layak untuk dikonsumsi sebagai air baku mutu bila memenuhi persyaratan kualitas air. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu.Dengan demikian kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain. Parameter kualitas air yang terpenting adalah BOD (Biochemical Oxygen  Demand) dan DO (Dissolved Oxygen). BOD merupakan salah satu variabel kunci yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas air waduk, sedangkan DO adalah salah satu parameter yang biasa digunakan untuk mengukur kualitas suatu perairan yang menunjukkan tingkat kesegaran air sebagai akibat dari  pencemaran air oleh parameter organik. Parameter organik (sebagai BOD) adalah parameter umum yang sering dipakai untuk menunjukkan tingkat  pencemaran organik dari sumber pencemar seperti industri, domestik,  pertanian dan perikanan. Beban BOD yang berlebihan mengganggu kualitas air sungai karena menyebabkan konsentrasi DO rendah sehingga sungai tidak layak untuk kehidupan flora dan fauna.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1.    Apa sajakah kandungan yang terdapat dalam sampel air sumur ?
2.    Apakah sampel air sumur tersebut layak untuk dijadikan air minum ?

1.3 Tujuan

1)   Mahasiswa dapat mengetahui kandungan apa saja yang terdapat dalam sampel air sumur
2)   Mahasiswa mengetahui apakah sampel air sumur tersebur layak diminum
3)   Mahasiswa mengetahui metode – metode analisa untuk mengetahui kandungan sampel
4)   Mahasiswa mengetahui kadar zat organic, logam berat, dan lain sebagainya

1.4 Manfaat

Dalam dunia pendidikan, sebagai referensi  atau literature untuk sampel air sumur. Sedangkan dalam kehidupan masyarakat, supaya masyarakat memeriksakan air sumur mereka layak minum atau tidak sehingga tidak menimbulkan penyakit yang tidak diharapkan.

1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum

Adapun tempat untuk melakukan analisa kandungan air dalam sampel air sumur adalah di Laboratorium Sekolah Tinggi Analis Kimia Cilegon. Sedangkan waktu pelaksanaan praktikum yaitu dimulai dari 25 September 2017 – 27 November 2017.





BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Pengertian Air

Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan atmosfer tanah atau terletak diatasan batuan kedap air dibawah lapisan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, karena memiliki kualitas air yang layak untuk di konsumsi. Bahkan di beberapa tempat, ketergantungan masyarakat terhadap pasokan air tanah mencapai 70 persen. Karena sangat tergantungnya masyarakat terhadap air tanah, seringkali saat iklim di Indonesia mengalami musim kemarau banyak sumur kering sehingga kesulitan mendapatkan pasokan air bersih dan terpaksa kembali menggunakan sumber air lain, umumnya mereka sudah menyiapkan cadangan air bersih untuk konsumsi, sedangkan untuk keperluan MCK menggunakan air sungai.
Sebenarnya sangat mudah untuk menentukan atau membedakan kualitas air tanah apakah layak atau tidak. Pertama dengan melihat fisiknya secara langsung dan yang kedua dengan melakukan pemeriksaan terhadap unsur apa saja yang terkandung didalamnya. Penyuluhan tentang tanda air tanah yang baik perlu ditingkatkan supaya masyarakat dapat semakin mudah mengenali kualitasnya.
Berikut adalah ciri-ciri air tanah yang baik bagi lingkungan :
1.      Air Harus Jernih atau Tidak Keruh
Ini menjadi indikator pertama yang paling mudah untuk dibedakan. Jika jenis-jenis air tanah yang keruh maka dapat dipastikan tidaklah bersih, yang sering terjadi adalah air tanah yang berwarna kecoklatan biasanya mengandung lumpur. Penyebabnya adalah air tanah yang sudah dangkal akibat musim kemarau ataupun sudah tercampur lumpur saat musim hujan, dan ini terjadi pada sumur bor.Perlu diketahui sebelumnya, air yang bening belum tentu bersih namun setidaknya benih atau tidaknya air bisa dijadikan langkah pertama untuk menilai kualitas air tanah sebelum langkah berikutnya.
2.      Tidak Berwarna
Sebenarnya hampir sama dengan penjelasan diatas, hanya saja ini kualitas nya lebih parah, misalnya berwarna kuning sehingga jarum atau batu sekalipun ketika dimasukan kedalam air tersebut tidak akan terlihat lagi dari atas. Warna air tanah tergantung dari unsur yang terkandung didalamnya. Jadi jika kondisi air tanah berwarna maka sudah pasti tidak layak untuk digunakan.
3.      Rasanya Tawar
Untuk menguji kualitas air tanah sebelum digunakan memang harus di lakukan pengujian secara manual yakni dengan mencicipi sampel air tanah tersebut. Air tanah yang baik tidak memiliki rasa apapun, ketika diminum terasa tawar. Penyebab tawarnya rasa air tanah tersebut dikarenakan tidak adanya unsur apapun didalamnya. Kondisi air seperti inilah yang disebut air tanah yang murni.
4.      Derajat Keasaman (PH) Netral
Untuk mengukur tingkat keasaman suatu air tanah haruslah dilakukan karena air jernih dan tidak berwarna, namun jika memiliki PH diluar batas normal maka tidak cocok digunakan untuk konsumsi. Air tanah yang baik haruslah memiliki PH berkisar antara 6.8 hingga 7.2 untuk rentang sempit, atau 6.5 hingga 7.5 untuk rentang yang lebih lebar. Jika air tanah terlalu asam tidak hanya berbahaya jika diminum manusia bahkan tak cocok diberikan kepada ternak.
5.      Tidak Mengandung Zat Kimia Berbahaya
Air tanah yang berasal dari ruang publik untuk kehidupan yang jauh dari industri atau daerah perkotaan tentu memiliki kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan air tanah yang berada didekat pusat industri, karena hasil buangan limbah pabrik dapat saja mencemari air tanah, terlebih air tanah dangkal. Zat yang sering ditemukan pada air seperti Arsen, Timah, Merkuri, senyawa sulfida, amoniak dan lainnya.
6.      Tingkat Kesadahan Rendah
Cara paling mudah untuk mengetahui air dengan kesadahan tinggi yaitu sabun atau deterjen ketika digunakan untuk mencuci sukar berbusa. Kesadahan air dikaitkan dengan kandungan ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg), selain itu terdapat pula kandungan unsur Mangan (Mn) dan Besi (Fe) sehingga menimbulkan bau anyir dan berbau kurang sedap. Air dengan kesadahan tinggi terutama yang kandungan Besi tinggi dapat menyebabkan timbulnya noda kecoklatan pada pakaian sehabis dicuci.
7.      Tidak Mengandung Bakteri Bebahaya
Seperti E Coli yang sering ditemukan pada air yang berada didekat septic tank dan saluran pembuangan kotoran lainnya dengan adanya fungsi air hujan dapat mengkikis E coli yang biasanya berada di tempat lingkungan air. Jika air tanah mengandung banyak bakteri maka dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diare dan penyakit yang berhubungan dengan limfa dan sistem percernaan. Tidak hanya itu, penyakit berat seperti Typus, Hepatitis dan Kolera pun akan mudah menyerang manusia.

2.2    Standar Kualitas Air Minum Indonesia

Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air yang dibutuhkan manusia dalam kegiatan tertentu. Air adalah materi esensial didalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sebagian besar tubuh manusia itu sendiri terdiri dari air. Tubuh manusia rata-rata mengandung air sebanyak 90 % dari berat badannya. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60%, berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%.
Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk melakukan segala kegiatan mereka. Sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia. Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kulitas kimia yang terdiri atas pH, kesadahan, dan sebagainya serta kualitas biologi diman air terbebas dari mikroorganisme  penyebab penyakit. Agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan lancar, air bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktifitas manusia pada tempat tertentu dan kurun waktu tertentu.
Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan air. Jumlahpenduduk dunia setiap hari bertambah, sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan air (Suriawiria,1996). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak. Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian tubuh.
Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan yang penting bagi tubuh. Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia  berupaya mendapatkan air yang cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996). Dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari manusia amat tergantung pada air, karena air dipergunakan pula untuk mencuci, membersihkan peralatan, mandi, dan lain sebagainya. Manfaat lain dari air berupa pembangkit tenaga, irigasi, alat transportasi, dan lain sebagainya yang sejenis dengan ini. Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air makin meningkat. Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu kesehatan setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).
Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya makin lama makin berkurang sebagai akibat ulah manusia sendiri baik sengaja maupun tidak disengaja. Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang  paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat  pencemaran yang relatif kecil. Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia. Berdasarkan masalah di atas, maka perlu diketahui kualitas air yang bisa digunakan untuk kebutuhan manusia tanpa menyebabkan akibat buruk dari penggunaan air tersebut. Kebutuhan air bagi manusia harus terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitasnya agar manusia mampu hidup dan menjalankan segala kegiatan dalam kehidupannya. Ditinjau Dari Segi Kualitas (Mutu) Air Secara langsung atau tidak langsung  pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan  penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap  produk air minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air.

2.3    Titrimetri

Analisa volumetri  adalah analisa terhadap banyaknya volume larutan yang konsentrasinya diketahui secara pasti (larutan standar) yang bereaksi secara kuantitatif dengan larutan yang dianalisis melalui pekerjaan yang dinamakan titrasi. Oleh karena itu, analisa volumetri disebut juga analisa titrimetri. Pada penetapan secara asidimetri dan alkalimetri dipakai larutan asam dan larutan basa. Bila ditentukan berapa mL larutan asam yang titarnya diketahui, diperlukan untuk menetralkan suatu larutan basa dan yang titarnya atau kadarnya dicari, maka pekerjaan tersebut dinamakan titrasi secara asidimeteri. Sebaliknya penitaran dengan memakai basa yang titarnya diketahui, untuk menetapkan titar suatu asam maka disebut alkalimetri. Reaksi diatas (Arrhenius) disebut asam bila zat itu dilarutkan dalam air menghasilkan ion H dan basa bila menghasilkan ion OH.

2.3.1 Klasifikasi Titrasi

Terdapat berbagai  macam klasifikasi titrasi, yaitu sebagai berikut :
·      Berdasarkan macam reaksi
1)   Titrasi asam – basa (asidimetri dan alkalimetri)
2)   Titrasi redoks (Oksida reduksimetri)
3)   Titrasi pengendapan (Argentometri)
4)   Titrasi kompleksometri (Kompleksometeri)

·      Berdasarkan titran yang dipakai
1)      Asidimetri
2)      Alkalimetri
3)      Permanganometri
4)      Dikromatometri
5)      Serimetri
6)      Argentometri
7)      Iodimetri

·      Berdasarkan cara penetapan titik akhir titrasi
1)   Titrasi visual
2)   Titrasi elektrometrik
3)   Titrasi fotometrik

·      Berdasarkan konsentrasi dan komponen zat uji
1)   Titrasi makro
2)   Titrasi semimakro
3)   Titrasi mikro
·      Berdasarkan teknis pelaksanaanya
1)   Titrasi langsung
2)   Titrasi kembali
3)   Titrasi blanko

2.3.2 Pembakuan dan Baku Primer (Standarisasi dan Larutan Standar Primer)

Bila suatu larutan titer dibuat dari zat yang kermurniannya tidak pasti (misalnya mengandung air dengan perbandingan yang berubah-ubah, menyerap CO, higroskopis), maka konsentrasi larutan yang didapat belum dapat dinyatakan dengan pasti. Oleh karena itu, untuk menyatakan konsentrasi dengan keakuratan tinggi maka larutan itu harus dibakukan. Pembakuan selanjutnya dilakukan secara berkala selama penyimpanan. Untuk pembakuan tersebut digunakan zat baku yang disebut baku primer. Disamping itu, pembakuan juga dapat dilakukan dengan cara menggunakan larutan yang sudah dibakukan (baku sekunder).

2.4    Spektrofotometri Visible

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektometer dan fotometer. Spectrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating maupun celah optis. 

2.5    Parameter Analisa Air Sumur    

Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat terhindar dari berbagai penyakit maupun gangguang kesehatan yang dapat disebabkan oleh air. Untuk mengetahui kualitas air tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yang mencakup antara lain pemeriksaan bakteriologi air, meliputi Most Probable Number  (MPN) dan angka kuman.  Pemeriksaan MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air minum, air bersih, air badan, air pemandian umum, air kolam renang dan pemeriksaan angka kuman pada air PDAM.
Khusus untuk air minum, disyaratkan bahwa tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan E. coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air (Transmitted by water) dan tidak mengandung bakteri non-patogen, seperti Actinomycetes dan Cladocera.

BAB III

METODOLOGI ANALISA

3.1  Warna, Bau, Rasa dan Kekeruhan

Identifikasi warna, bau, rasa, dan kekeruhan secara fisika.

3.2  Derajat Keasaman (pH)

Pengujian derajat keasaman (pH) sampel air dengan menggunakan indikator pH universal.

3.3  Daya Hantar Listrik (Konduktivitas)

Pengujian konduktivitas sampel air dengan menggunakan konduktofotometer.

3.4  Total Solid (TS)

Cara kerja untuk mengetahui total solid sampel ini, yaitu :
1)      Konstankan cawan penguap (dua kali penimbangan) pada suhu 105ᵒC
2)      Masukkan sampel 25 – 50 ml kedalam cawan penguap konstan
3)      Cawan beserta sampel dikisatkan di atas pembakar Bunsen sampai dengan kering, setelah kering dimasukkan ke dalam oven. Setelah kering sempurna dimasukkan dalam desikator dan lalu timbang. Didapat berat residu.

3.5  Total Dissolved Solid (TDS)

Cara kerja untuk mengetahui total dissolved solid sampel ini, yaitu :
1)      Disaring 100 ml sampel air.
2)      Dikisatkan dalam cawan penguap yang telah dikonstankan di atas penangas air.
3)      Setelah semua air menguap, cawan penguap di panaskan kedalam oven selama 1 jam.
4)      Didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang sampai didapat berat konstan.

3.6  Total Suspended Solid (TSS)

Cara langsung:
1)      Disaring 250 ml sampel air yang telah dikonstankan sebelumnya.
2)      Setelah selesai penyaringan, dimasukkan penyaring dan endapan kedalam oven 105 OC  selama 1 jam.
3)      Didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang sampai didapat berat konstan.
Cara tidak langsung (TSS dapat diperoleh dengan cara mengurangi TS dengan TDS)

3.7  Asiditas

Cara kerja untuk asiditas sampel ini, yaitu :
1)   Ambil 100 ml contoh air dengan gelas ukur, kemudian masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml.
2)   Tambahkan 5 tetes indicator fenolptalein
3)   Titrasi dengan larutan standar NaOH 0.1 N sampai berwarna merah muda, catat pemakaian NaOH, misalnya p ml.
4)   Tambahkan 5 tetes indicator metil jingga
5)   Titrasi dengan larutan standar HCl 0.1 N sampai berwarna jingga merah. Catat pemakaian HCl, misalnya q ml.

3.8  Kesadahan (Hardness)

Cara kerja untuk mengetahui kesadahan sampel ini, yaitu :
1)   Ambil sampel 100 ml masukkan ke dalam erlenmeyer 300 ml
2)   Tambahkan 1 ml NaOH 3 N
3)   Tambahkan sedikit indikator EBT
4)   Titrasi dengan EDTA 0.01 M hingga perubahan warna menjadi ungu

3.9  Zat Organik

Cara kerja untuk mengetahui zat organik dalam sampel ini, yaitu :
1)   Ambil sampel 100 ml masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
2)   Ditambahkan 5 ml H2SO4 4N
3)   Ditetesi larutan KMnO4 0.01 N hingga berwarna merah jambu dan panaskan sampai hampir mendidih
4)   Ditambahkan dari buret 10 ml KMnO4 0.01 N, kemudian di didihkan selama 10 menit
5)   Ditambahkan 10 ml H2C2O4 0.01 N
6)   Dititrasi kelebihan oksalat dengan larutan KMnO4 0.01 N sampai berwarna merah jambu (pemakaian a ml)

3.10 Analisa Nitrit (NO)

Cara kerja untuk analisa nitrit (NO2) sampel ini, yaitu :

1)    Dibuat larutan standar induk nitrit 100 ppm kedalam labu ukur 100 ml, kemudian diencerkan lagi menjadi 10 ppm kedalam labu ukur 100 ml (dihitung berapa gram NaNO2  yang ditimbang).
2)    Dipipet 0 ml, 0,1 ml, 0,2 ml, 0,3 ml, 0,4 ml, 0,5 ml larutan standar nitrit 10 ppm kedalam labu ukur 100 ml.
3)    Ditambahkan 1 ml sulfanilamide dan 1 ml NED kedalam masing-masing labu ukur, diencerkan dan ditandabataskan dengan aquadest.
4)    Dipipet 10 ml sampel air kedalam labu ukur 100 ml, diberi perlakuan serupa seperti pada larutan deret standar.
5)    Diukur absorban atau %T dengan spektro UV VIS panjang gelombang 540 nm.
6)    Dibuat kurva kalibrasi deret standar dan dihitung % nitrit.

3.11 Tembaga (Cu)

Cara kerja untuk analisa tembaga (Cu) sampel ini, yaitu :

1)    Dibuat larutan standar CU 2+  1000 ppm dari CuSO4. 5H2O sebanyak 250 ml, diencerkan dan ditandabataskan dengan aquadest  (dihitung berapa gram CuSO4. 5H2O yang ditimbang).
2)    Dipipet 0 ml, 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml, dan 25 ml larutan standar CU 2+ 1000  ppm kedalam labu ukur 50 ml.
3)    Ditambahkan 2,5 ml larutan buffer pH 2,2 dan 5 ml EDTA 0,1 M kedalam masing-masing labu ukur, diencerkan dan ditandabataskan dengan aquadest.
4)    Dipipet 10 ml sampel air kedalam labu ukur 50 ml, diberi perlakuan serupa seperti pada larutan deret standar.
5)    Diukur absorban atau %T dengan spektro UV VIS panjang gelombang 580 nm.
6)    Dibuat kurva kalibrasi deret standar dan dihitung % Cu.

3.12 Besi (Fe)

Cara kerja untuk analisa besi (Fe) sampel ini, yaitu :

1)    Dibuat larutan standar besi 100 ppm dari garam mohr sebanyak 100 ml, ditambahkan 5 ml H2SO4 6 N dan KMnO4 encer dengan hati-hati sampai warna merah muda bertahan, diaduk dengan baik, diencerkan dan ditandabataskan dengan aquadest (dihitung berapa gram mohr yang ditimbang).
2)    Dipipet 0 ml, 0,5 ml, 1 ml, 1,5 ml, 2ml, dan  2,5 ml larutan standar Fe 100 ppm kedalam labu ukur 50 ml.
3)    Ditambahkan 1 ml HNO3 4 N dan 2 ml KSCN 2 N kedalam masing-masing labu ukur, diencerkan dan ditandabataskan dengan aquadest.
4)    Dipipet 10 ml sampel air kedalam labu ukur 50 ml, dan diberi perlakuan serupa seperti pada larutan deret standar.
5)    Diukur absorban atau %T dengan spektro UV VIS panjang gelombang 480 nm.
6)    Dibuat kurva kalibrasi deret standar dan dihitung % Fe.

3.13 Mangan (Mn)

Cara kerja untuk analisa mangan (Mn) sampel ini, yaitu :

1)    Dibuat larutan standar Mn (II) 1000 ppm dari KMnO4 p.a sebanyak 250 ml, kemudian diencerkan lagi menjadi 100 ppm sebanyak 100 ml (dihitung berapa KMnO4 yang ditimbang).
2)    Dipipet 0 ml, 0,5 ml, 1 ml, 1,5 ml, 2ml, dan  2,5 ml larutan standar Mn (II) 100 ppm kedalam labu ukur 50 ml.
3)    Ditambahkan 5 ml asam phospat 6 N kedalam masing-masing labu ukur, diencerkan dan ditandabataskan dengan aquadest.
4)    Dipipet 10 ml sampel air kedalam labu ukur 50 ml, dan diberi perlakuan serupa seperti pada larutan deret standar.
5)    Diukur absorban atau %T dengan spektro UV VIS panjang gelombang 520 nm.
6)    Dibuat kurva kalibrasi deret standar dan dihitung % Mn.






BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1    Hasil

1.    Data Pengamatan Kualitas Air secara fisika
Parameter Air
Pengamatan
Alat
Warna
Bening
Alat Indera (Mata)
Kekeruhan
Sedikit keruh
Alat Indera (Mata)
Bau
Sedikit Amis
Alat indera (Hidung)
Rasa
Tidak berasa
Alat indera (Lidah)
pH
6
Indikator pH Universal
Konduktivitas
0,288 ms
konduktometer

2.    Data Pengamatan TS, TDS dan TSS
Data TS
Nilai
Alat dan Bahan
mg sampel
50
Cawan penguap, kertas saring, corong, oven, hot plate, gelas ukur dan sampel
Berat cawan kosong (a)
53,0189 gram
Cawan + sampel       (b)
53,0337 gram
Residu                    (b-a)
0,0152 gram
                       
*        TS = (b-a) x 100 = 0,0152 x 100 = 0,0304 ppm
                                 mg sampel          50

Data TDS
Nilai
Alat dan Bahan
mg sampel
50
Cawan penguap, kertas saring, corong, oven, hot plate, gelas ukur dan sampel
Berat cawan kosong (a)
51,5647 gram
Cawan + sampel       (b)
51,5822 gram
Residu                    (b-a)
0,0175 gram

*        TDS = (b-a) x 100 = 0,0175 x 100 = 0,035 ppm
                                   mg sampel              50

*                    TSS = TS – TDS = 0,0304 – 0,035 = - 0,0046 ppm

3.     Data Pengamatan Asiditas
Data Asiditas
Nilai
Total
Alat dan Bahan
p1
0,4 ml
P total = p1 + p2/2 = 0,4 + 0,2/2 = 0,3 ml
Erlenmeyer 300 ml, buret 50 ml, gelas ukur 100 ml, pipet tetes dan pipet ukur serta sampel dan NaOH 0,1 N dan HCl 0,1 N
p2
0,2 ml
q1
2,4 ml
Q total = q1 + q2/2 = 2,4+2,3/2 = 2,35 ml
q2
2,3 ml
N1
0,1 N
N2
0,1 N

·      CO = 1000  x q x N1 x 44 = 10 x 2,35 x 0,1 x 44 = 103,4 ppm
             100
·       =1000 x [(qxN2) x (pxN1)] x 61=10x[(2,35x0,1)x(0,3x0,1)]x61= 4,3005 ppm                                                         100
4.    Data Pengamatan Kesadahan Ca

Data kesadahan
Nilai
Alat dan Bahan
N EDTA
0,01 M
Erlenmeyer 300 ml, piper volumetric 1 ml, spatula, buret, gelas ukur 100 ml dan NaOH 3N dan EDTA 0,01 M
V EDTA
3,2 ml
Faktor Gravimetri
0,714 ppm

·      Ca = 1000  x ml EDTA x N EDTA x Fc = 10 x 3,2 x 0,01 x 0,714 = 0,2284 ppm
          100


5.    Data Pengamatan Zat Organik

Data Zat Organik
Nilai
Alat dan Bahan
a1
27,7 ml
Buret, pipet volumetric 10 ml, pipet ukur 5 ml, gelas ukur 100 ml, labu ukur, Erlenmeyer 300 ml, H2SO4 4N, oksalat, KMnO4
a2
25,7 ml
B
25,8 ml
F KMnO4
10/b = 10/25,8 = 0,3875

·      Organik1=1000 x[(10+q1)F-10]x0,316=10x[(10+27,7) 0,3875-10]x0,316 = 14,5636                            100
·      Organik2=1000 x[(10+q2)F-10]x0,316=10x[(10+25,7) 0,3875-10]x0,316 = 12,1146                            100
·      Zat Organik total = zat organik1 + zat organik2 = 14,5636+ 12,1146= 13,33915 ppm
2                                        2
6.    Data Pengamatan Analisa Logam Berat
Untuk mendapatkan hasil analisa Fe, Mn Cu dan nitrit yaitu menggunakan metode spektrofotometri.
1.    Pengamatan Fe

ü Alat : pipet volumetric 5 ml, labu ukur 250 ml, pipet volumetric 1 ml, 2 ml, pipet ukur 5 ml, corong, batang pengaduk, labu ukur 50 ml 6, dan Spektrofotometer DR/890.
ü Bahan : garam mohr, HSO 6N, KMnO, HNO, KSCN, sampel air sumur dan aquades.



·         Perhitungan 1 :

ü Berat garam mohr  = 0,1754 gram
ü Ppm contoh = 0,1754x1000/0,25 = 701,6 mg/L
ü Absorban sampel = 0,224

·      Larutan Deret Standar 0 ml
v.ppm = v. ppm
0 x 100 = 50 x ppm
ppm = 0 ppm

·      Larutan Deret Standar 0,5 ml
v.ppm = v. ppm
0,5 x 100 = 50 x ppm
ppm = 1 ppm

·      Larutan Deret Standar 1 ml
v.ppm = v. ppm
1 x 100 = 50 x ppm
ppm = 2 ppm


·      Larutan Deret Standar 1,5 ml
v.ppm = v. ppm
1,5 x 100 = 50 x ppm
ppm = 3 ppm

·      Larutan Deret Standar 2 ml
v.ppm = v. ppm
2 x 100 = 50 x ppm
ppm = 4 ppm

·      Larutan Deret Standar 2,5 ml
v.ppm = v. ppm
2,5 x 100 = 50 x ppm
ppm = 5 ppm

·      Larutan Deret Standar  sampel 1,4 ml
v.ppm = v. ppm
1,4 x 100 = 50 x ppm
ppm = 2,8 ppm





konsentrasi (X)
absorban (Y)
x-xrata
(x-xrata)^2
y-yrata
(x-xrata) (y-yrata)
%T
0
0
-1,25
1,5625
-0,1893
0,236625
100
0,5
0,068
-0,75
0,5625
-0,1213
0,090975
98,05
1
0,152
-0,25
0,0625
-0,0373
0,009325
94,64
1,5
0,23
0,25
0,0625
0,0407
0,010175
92,93
2
0,307
0,75
0,5625
0,1177
0,088275
91,6
2,5
0,379
1,25
1,5625
0,1897
0,237125
88,57
7,5
1,136
4,375
0,6725
1,25
0,189333333

·         Perhitungan 2


b = Ʃ (X-Xrata)(Y-Yrata) =  0,6725  = 0,1537
Ʃ (X-Xrata)^2          4,375
a = Yrata – b(Xrata) = 0,1893 – (0,1537)1,25       = - 0,0028
Y = a+bX
0,224 = - 0,0028 + 0,1537X
X = 1,4756






·      % Fe perhitungan = V labu    x  ppm perhitungan x 100%                                                                                                                          V sampel     ppm contoh                   
                              = 50   x  1,4756  x 100% = 7,5114%                                                                                                                 1,4       701,6             
·      % Fe grafik          = V labu    x  ppm sampel grafik x 100%                                                                                                                        V sampel     ppm contoh                   
                            = 50   x  2,8    x 100% = 14,2531%                                                                                                                             1,4      701,6  


2.    Pengamatan Mn
ü Alat : pipet volumetric 5 ml, labu ukur 250 ml, corong, batang pengaduk, pipet ukur 10 ml, labu ukur 50 ml 6, gelas kimia, pipet tetes dan Spektrofotometer DR/890.
ü Bahan : KMnO, HPO 6N, sampel air sumur dan aquades.


·         Perhitungan 1 :

ü Berat KMnO4  = 0,7187 gram
ü Ppm contoh = 0,7187 x1000/0,25 = 2874,8 mg/L
ü Absorban sampel = 0,001

·      Larutan Deret Standar 0 ml
v.ppm = v. ppm
0 x 100 = 50 x ppm
ppm = 0 ppm

·      Larutan Deret Standar 0,5 ml
v.ppm = v. ppm
0,5 x 100 = 50 x ppm
ppm = 1 ppm

·      Larutan Deret Standar 1 ml
v v.ppm = v. ppm
1 x 100 = 50 x ppm
ppm = 2 ppm


·      Larutan Deret Standar 1,5 ml
v.ppm = v. ppm
1,5 x 100 = 50 x ppm
ppm = 3 ppm

·      Larutan Deret Standar 2 ml
v.ppm = v. ppm
2 x 100 = 50 x ppm
ppm = 4 ppm

·      Larutan Deret Standar 2,5 ml
v.ppm = v. ppm
2,5 x 100 = 50 x ppm
ppm = 5 ppm

·      Larutan Deret Standar  sampel 10 ml
v.ppm = v. ppm
10 x 100 = 50 x ppm
ppm =  20 ppm


konsentrasi (X)
absorban (Y)
x-xrata
(x-xrata)^2
y-yrata
(x-xrata)(y-yrata)
%T
0
0
-2,5
6,25
-0,1988
0,497
100
1
0,059
-1,5
2,25
-0,1398
0,2097
98,05
2
0,157
-0,5
0,25
-0,0418
0,0209
94,64
3
0,242
0,5
0,25
0,0432
0,0216
92,93
4
0,323
1,5
2,25
0,1242
0,1863
91,6
5
0,412
2,5
6,25
0,2132
0,533
88,57
15
1,193

17,5

1,4685

2,5
0,198833333






·         Perhitungan 2 :


b = Ʃ (X-Xrata)(Y-Yrata) =  1,4685  = 0,0839
Ʃ (X-Xrata)^2          17,5
a = Yrata – b(Xrata) = 0,1988 – (0,0839)2,5      = - 0,01098
Y = a+bX
0,001 = - 0,01098 + 0,0839X
X = 0,1428
·      % Mn perhitungan = V labu    x  ppm perhitungan x 100%                                                                                                                          V sampel     ppm contoh                  
                               = 50   x  0,1428  x 100% = 0,0248%                                                                                                                 10       2874,8                       
·      % Mn grafik          = V labu    x  ppm sampel grafik x 100%                                                                                                                        V sampel     ppm contoh                  
                             = 50   x  20       x 100% = 3,4785%                                                                                                                             10      2874,8


3.    Pengamatan Cu
ü Alat : pipet volumetric 5 ml, labu ukur 250 ml, pipet ukur 5 ml, corong, batang pengaduk, labu ukur 50 ml 6, dan Spektrofotometer DR/890.
ü Bahan : larutan CuSO4, buffer pH 2,2 dan EDTA 0,1 M, sampel air sumur, dan aquades.


·         Perhitungan 1 :

ü Berat CuSO4.5H2O  = 0,7863 gram
ü Ppm contoh = 0,7863 x1000/0,25 = 3145,2 mg/L
ü Absorban sampel = 0,003

·      Larutan Deret Standar 0 ml
v..ppm = v.ppm
0 x 1000 = 50 x ppm
Ppm = 0 ppm

·      Larutan Deret Standar 5 ml
v..ppm = v.ppm
5 x 1000 = 50 x ppm
Ppm= 100 ppm

·      Larutan Deret Standar 10 ml
v..ppm = v.ppm
10 x 1000 = 50 x ppm
Ppm = 200 ppm


·      Larutan Deret Standar 15 ml
v..ppm = v.ppm
15 x 1000 = 50 x ppm
Ppm = 300 ppm

·      Larutan Deret Standar 20 ml
v..ppm = v.ppm
20 x 1000 = 50 x ppm
Ppm = 400 ppm

·      Larutan Deret Standar 25 ml
v..ppm = v.ppm
25 x 1000 = 50 x ppm
Ppm = 500 ppm

·      Larutan Deret Standar  sampel 10 ml
v.ppm = v.ppm
10 x 1000 = 50 x ppm
Ppm = 200 ppm


konsentrasi (X)
absorban (Y)
x-xrata
(x-xrata)^2
y-yrata
(x-xrata)(y-yrata)
%T
0
0
-250
62500
-0,02816
7,04
100
100
0,021
-150
22500
-0,00716
1,074
98,05
200
0,032
-50
2500
0,00384
-0,192
94,64
300
0,036
50
2500
0,00784
0,392
92,93
400
0,038
150
22500
0,00984
1,476
91,6
500
0,042
250
62500
0,01384
3,46
88,57
1500
0,169

175000

13,25

250
0,028166667







·         Perhitungan 2 :

b = Ʃ (X-Xrata)(Y-Yrata) =  13,25   = 0,00007571
Ʃ (X-Xrata)^2          17500
a = Yrata – b(Xrata) = 0,02816 – (0,00007571) 250      = 0,009231
Y = a+bX
0,003 = 0,009231 + 0,00007571X
X = - 82,3018









·      % Cu perhitungan = V labu    x  ppm perhitungan x 100%                                                                                                                          V sampel     ppm contoh                  
                              = 50   x  82,3018  x 100% = 13,0837%                                                                                                                         10       3145,2            
·      % Cu grafik          = V labu    x  ppm sampel grafik x 100%                                                                                                                       V sampel     ppm contoh                   
                            = 50   x  200      x 100% = 31,7944%                                                                                                                          10      3145,2 


4.    Pengamatan Nitrit

ü Alat : pipet volumetric 5 ml, labu ukur 250 ml, pipet ukur 5 ml, corong, batang pengaduk, labu ukur 50 ml 6, dan Spektrofotometer DR/890.
ü Bahan : sulfanilamide, NED, larutan NaNO2, sampel air sumur, dan aquades.


·         Perhitungan 1 :

ü Berat NaNO2  = 0,0489 gram
ü Ppm contoh = 0,0489 x1000/0,1 = 489 mg/L
ü Absorban sampel = 0,004

·      Larutan Deret Standar 0 ml
v.ppm = v.ppm
0 x 10 = 100 x ppm
ppm = 0 ppm

·      Larutan Deret Standar 0,1 ml
v.ppm = v.ppm
0,1 x 10 = 100 x ppm
ppm=  0,01 ppm

·      Larutan Deret Standar 0,2 ml
v.ppm = v.ppm
0,2 x 10 = 100 x ppm
ppm = 0,02 ppm


·      Larutan Deret Standar 0,3 ml
v.ppm = v.ppm
0,3 x 10 = 100 x ppm
ppm = 0,03 ppm

·      Larutan Deret Standar 0,4 ml
v.ppm = v.ppm
0,4 x 10 = 100x ppm
ppm = 0,04 ppm

·      Larutan Deret Standar 0,5 ml
v.ppm = v.ppm
0,5 x 10 = 100 x ppm
ppm= 0,05 ppm

·      Larutan Deret Standar  sampel 10 ml
v.ppm = v. ppm
10 x 10 = 100 x ppm
ppm = 1 ppm

konsentrasi (X)
absorban (Y)
x-xrata
(x-xrata)^2
y-yrata
(x-xrata)(y-yrata)
%T
0
0
-0,025
0,000625
-0,0335
0,0008375
100
0,01
0,01
-0,015
0,000225
-0,0235
0,0003525
98,05
0,02
0,027
-0,005
0,000025
-0,0065
0,0000325
94,64
0,03
0,041
0,005
0,000025
0,0075
0,0000375
92,93
0,04
0,055
0,015
0,000225
0,0215
0,0003225
91,6
0,05
0,068
0,025
0,000625
0,0345
0,0008625
88,57
0,15
0,201

0,00175

0,002445

0,025
0,0335







·         Perhitungan 2 :

b = Ʃ (X-Xrata)(Y-Yrata) =  0,002445   = 1,3971
                                    Ʃ (X-Xrata)^2              0,00175
a = Yrata – b(Xrata) = 0,0335 – (1,3971) 0,025 = - 0,001428571
Y = a+bX
0,004 = - 0,001428571 + 1,3971X
X = 0,003885









·      % Nitrit perhitungan = V labu    x  ppm perhitungan x 100%                                                                                                                         V sampel     ppm contoh               
                                  = 100   x  0,003885  x 100% = 7,9447 x 10^3%                                                                                                                        10             489                  
·      % Nitrit grafik          = V labu    x  ppm sampel grafik x 100%                                                                                                                       V sampel     ppm contoh               
                                = 100   x 1      x 100% = 2,0449%                                                                                                                               10        489


4.2    Pembahasan

Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk melakukan segala kegiatan mereka. Sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia. Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya kualitas fisik dan kimia. Kualitas fisik meliputi identifikasi bau, warna, rasa, kekeruhan, daya hantar listrik, pH , TS, TDS, dan TSS.  kualitas kimia yang terdiri atas asiditas, kesadahan, zat organic, dan kadar logam berat (Fe, Mn, NO2-, Cu).
Dari identifikasi secara fisik yang dilakukan, dapat diketahui bahwa sampel air tersebut telah memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai dengan Peratutan Menteri Kesehatan no.492/Menkes/Per/ IV/2010. Hanya saja, bau yang dihasilkan dari sampel air belum memenuhi peraturan tersebut. Bau yang dihasilkan sedikit amis, sedangankan bila  disesuaikan dengan literature, air seharusnya tidak berbau. Bau amis yang dihasilkan dari sampel dikarenakan sampel air yang didapat berasal dari kedalaman yang kurang dari 30 meter.
Kualitas kimia yang dilakukan meliputi asiditas, kesadahan, zat organic, dan logam berat. Dari percobaan asiditas yang dilakukan, sampel air mengandung    dan - Hal ini ditandai dari hasil titrasi yang dilakukan bahwa volume titran pertama (p) lebih kecil dari volume titran kedua (q). perubahan warna yang terjadi pada proses ini adalah tidak berwarna menjadi merah muda dengan penambahan indicator PP pada titrasi yang pertama. Perubahan warna terjadi kembali dari merah muda menjadi merah jingga dengan penambahan indicator MO pada titrasi kedua. Kadar   yang didapat adalah 103,4 ppm dan kadar - yang didapat sebesar 4,3005 ppm. Hal ini tidak dapat dibandingkan dengan literature yang ada, karena tidak terdapat dalam Peratutan Menteri Kesehatan No.492/Menkes/Per/ IV/2010.
Pengujian kesadahan bertujuan untuk mengetahui kandungan Ca dan Mg. jika kesadahan air tinggi maka air tersebut banyak mengandung garam Ca dan Mg. Kesadahan yang diuji pada praktikum ini yaitu kesadahan Ca, hasil kesadahan Ca yang di dapat dari sampel ini yaitu sebesar 0.2284 ppm. Bila disesuaikan dengan literature kadar maksimum yang seharusnya adalah 500 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa sampel air masuk kedalam persyaratan kualitas air minum. Apabila konsentrasi Ca dalam air minum yang lebih rendah dari 75 ppm dapat menyebabkan tulang rapuh.
Reaksi yang terjadi pada percobaan ini :
Reaksi 1 :  +                     à  +
                  +                    à  +
Reaksi 2 :  +                                 à  +
                   +               à  +  +

Pengujian zat organik (angka permanganat) dengan cara asam Cl- < 300 mg/l. Kadar zat organik yang diperoleh dari sampel air ini yaitu 13,33915 ppm. Hal ini tidak sesuai dengan literature karena melebihi batas maksimum yang diperbolehkan yaitu 10 ppm. Untuk kebutuhan minum air harus bebas dari logam berat, zat organik maupun mikroorganisme yang dapat membahayakan tubuh manusia. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka disarankan penggunaan air harus direbus terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya penyakit yang disebabkan oleh air. Karena kadar zat organik yang berlebihan memungkinkan pertumbuhan kuman yang dapat membahayakan kesehatan.
Pada percobaan selanjutnya, yaitu analisa logam berat meliputi Fe, Mn, Cu and nitrit. Pada analisa logam berat Fe yaitu dengan metode Tiosianat. Pada percobaan ini pereaksi yang digunakan adalah H2SO4 dan KSCN. Penambahan H2SO4 4N sebanyak 1 ml   bertujuan untuk mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+. Sedangkan penambahan KSCN 2N sebanyak 2 ml bertujuan untuk membentuk senyawa kompleks orange, karena pembentukan senyawa kompleks dapat dilakukan bila besi (III) bersuasana asam. Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa sampel berada pada deret standar 0 ml – 0,5 ml. Dengan nilai absorbansi sebesar 0,224 . Kadar Fe perhitungan yang didapat pada sampel air sumur ini yaitu sebesar 7,5114% dan kadar Fe secara grafik sebesar 14,2531%. Secara literature kadar perhitungan memang setengahnya dari kadar secara grafik. Apabila konsentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas tersebut akan menyebabkan berbagai masalah, yaitu gangguan teknis, gangguan fisik, dan gangguan kesehatan.
Reaksi yang terjadi pada percoban ini adalah:
Fe 3+ + 3 KSCN                    [Fe (SCN)3]2+
Pada analisa logam berat Mn yaitu dengan metode spektrofotometri. Pereaksi yang ditambahkan pada larutan ini adalah H3PO4. Penambahan H3PO4 6N berfungsi untuk menambah suasana asam. Larutan berwarna ungu, semakin besar konsentrasinya maka warna yang dihasilkan semakin pekat. Kadar dapat langsung ditentukan dengan spektrofotometer, karena larutan sudah berwarna. Apabila larutan tidak berwarna seperti Fe,  maka perlu dikomplekskan sehingga menghasilkan warna untuk dapat ditentukan kadarnya. Larutan sampel berada pada deret standar 0 ml – 0,5 ml. Dengan nilai absorban sebesar 0,001. Kadar Mn secara perhitungan didapat pada sampel air sumur ini yaitu sebesar 0,0248% dan kadar secara grafik yaitu 3,4785%.

Pada analisa logam berat Cu yaitu dengan metode spektrofotometri. Pereaksi yang ditambahkan adalah larutan buffer pH 2,2 dan EDTA. Penambahan larutan buffer pH 2,2 berfungsi untuk menambahkan suasana asam pada larutan. Penambahan EDTA 0,1 M sebanyak 5 ml berfungsi untuk merubah larutan menjadi senyawa kompleks berwarna biru. Warna biru pada larutan menandakan adanya Cu dalam larutan. Kadar dapat ditentukan dengan spektrofotometer setelah larutan dikomplekskan menjadi berwarna. Larutan sampel berada pada deret standar 0 ml – 0,5 ml. Dengan nilai absorban sebesar 0,003. Kadar Cu secara perhitungan yang didapat pada sampel air sumur ini yaitu sebesar 13,0837 %, sedangkan secara grafik sebesar 31,7944%. sedangkan pada literature batas maksimumnya adalah 2 ppm.
Reaksi yang terjadi pada percoban ini adalah:
 + EDTA à Cu (II) EDTA

Pada analisa logam berat Nitrit yaitu dengan metode spektrofotometri. Pereaksi yang digunakan adalah sulfanilamide dan NED masing-masing sebanyak 1 ml, dan larutan berubah warna menjadi pink keunguan dari yang sebelumnya tidak berwarna. Kadar dapat langsung ditentukan dengan spektrofotometer bila larutan sudah berwarna. Namun bila larutan tidak berwarna,  maka perlu dikomplekskan sehingga menghasilkan warna untuk dapat ditentukan kadarnya. Larutan sampel berada pada deret standar 0 ml – 0,5 ml. Dengan nilai absorban sebesar 0,004. Kadar Nitrit secara perhitungan yang didapat pada sampel air sumur ini yaitu sebesar 7,9447 x 10^3% sedangkan secara grafik didapat sebesar 2,0449%.  Dan literature batas maksimum seharusnya 3 ppm.
Reaksi yang terjadi pada percoban ini adalah:

BAB V

PENUTUP

4.1     Kesimpulan

Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat terhindar dari berbagai penyakit maupun gangguan kesehatan yang dapat disebabkan oleh air. Untuk mengetahui kualitas air tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yang mencakup antara lain pemeriksaan bakteriologi air, meliputi Most Probable Number  (MPN) dan angka kuman.  Pemeriksaan MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air minum, air bersih, air badan, air pemandian umum, air kolam renang dan pemeriksaan angka kuman pada air PDAM.
Kesimpulan dari sampel air ini adalah air sumur ini masuk dalam kategori air bersih dan layak untuk minum namun harus dilakukan beberapa tahapan analisa untuk menghilangkan bau amis pada air, air sumur ini mengandung      dan - dan air sumur masih mengandung Ca sehingga untuk diminum maka perlu dilakukan perebusan terlebih dahulu karena Ca termasuk kesadahan sementara.

 

4.2     Saran

Untuk masyarakat sekitar, harus tetap menghemat air dan sebisa mungkin mengoptimalkan ketersediaan air sumur yang ada, karena jaman semakin modern kebanyakan menggunakan air PDAM, namun tidak menutup kemungkinan yang di pedesaan masih menerapkan sumur. Dan untuk masyarakat jangan sungkan untuk memeriksakan air sumur yang dimiliki untuk mengetahui layak tidak untuk dijadikan air minum dan air bersih sehingga terhindar dari berbagai penyakit.
Untuk mahasiswa, harus semakin kreatif dengan cara menerapkan metode selanjutnya sehingga air sumur tersebut layak menjadi air bersih bahkan air minum.



DAFTAR PUSTAKA


https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/ciri-ciri-air-tanah-yang-baik
ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/.../8374
jdih.pom.go.id/showpdf.php?u=R9vxhoRBxgsoPFkrhfxbkIzG%2FdAaVxp
https://www.slideshare.net/metrosanita/permenkes-492-tahun-2010-tentang-persyaratan-kualitas-air-minum daftar persyaratan kualitas air minum














LAMPIRAN

Ø  Lampiran 1 (TS, TDS dan TSS)
        
Ø   Lampiran 2 (ASIDITAS)
                                                               
(Setelah(+) PP dan dititrasi oleh NaOH 0,1 N) (Setelah (+) MO dan dititrasi oleh HCl 0,1 N)
Ø  Lampiran 3 (KESADAHAN)
   






Ø  Lampiran 4 (ZAT ORGANIK)

Ø  Lampiran 5 (LOGAM BERAT)
ü  Fe
 

ü  Mn
  

ü  Cu

ü  Nitrit



Komentar

  1. Slots, Table Games, Games & More | DrmCD
    With the 진주 출장마사지 launch of the first collection of 보령 출장샵 casino slot machines in the industry, 경상북도 출장안마 it's been a long and fruitful journey for 경산 출장마사지 slot players to play them 제천 출장안마 and to

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Penetapan Kadar Lemak Pada Sampel Kacang Tanah Dengan Metode Soxhlet

Pengalaman tes psikotes dan interview di PT Charoen Pokphand Indonesia

Jurnal Pengaruh Konsentrasi Enzim Papain Terhadap Kelenturan Daging