Laporan Penetapan Kadar Lemak Pada Sampel Kacang Tanah Dengan Metode Soxhlet

PENETAPAN KADAR LEMAK PADA
SAMPEL KACANG TANAH DENGAN METODE SOXHLET


Tanggal Praktikum   : 30 November 2018
Tanggal Laporan      : 20 Desember 2018
Dosen                          : Boima Situmeang, S.Si, M.Si

1.    Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui kadar lemak yang terdapat pada sampel kacang tanah dengan metode Soxhlet.

2.    Prinsip Dasar Percobaan
Sampel kacang tanah dihancurkan (dikecilkan ukurannya) kemudian diekstraksi menggunakan pelarut organik yaitu heksan dalam suatu alat soxhlet, selanjutnya pelarut diuapkan dan lemak ditentukan dengan penimbangan.

3.    Tinjauan Pustaka
Lemak dan minyak adalah trigliserida, atau triasilgliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan suatu minyak adalah pada suhu kamar lemak terbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak, karena itu biasa terdengar ungkapan lemak hewani (lemak babi, lemak sapi) dan minyak nabatu (minyak jagung, minyak bunga matahari) (Fessenden, 1982).
Lemak dan minyak secara kimiawi adalah triasilgliserida atau ester dari gliserol dan asam-asam lemak, merupakan bagian terbesar dari kelompok lipida. Lemak dan minyak tidak larut dalam air karena senyawa ini memiliki rantai C yang panjang dan bersifat nonpolar, akan tetapi lemak dan minyak mudah larut dalam pelarut nonpolar seperti kloroform, benzena, dan heksan (Tim Akademik, 2018).
Penentuan kadar lemak dari bahan kering, bahan dibungkus atau ditempatkan dalam thimble lalu dikeringkan dalam oven untuk menghilangkan air. Karena air yang terlalu tinggi akan menyebabkan pelarut sukar masuk kedalam jaringan sel bahan makanan dan pelarut menjadi jenuh dengan air sehingga ekstraksi lemak kurang efisien. Ekstraksi lemak dapat dilakukan dengan alat soxhlet (Tim akademik, 2018).
Kacang tanah (Arachis hypogeae L) adalah bahan pangan sumber minyak. Kadar lemak kacang tanah mencapai 43 gram per 100 gram. Dibandingkan dengan kacang-kacangan dari jenis lain (kacang hijau dan kacang tunggak), kacang tanah kaya akan asam lemak tidak jenuh tunggal. Lemak yang dikandung pada kacang tanah bukan lemak yang dapat menyebabkan kolesterol, melainkan lemak tidak jenuh yang justru bermanfaat bagi tubuh karena dapat menurunkan total kolesterol. Lemak yang dapat meningkatkan kolesterol adalah lemak jenuh yang banyak terdapat pada produk hewani (Made A, 2009).
4.    Metode Analisa
4.1     Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu neraca analitik, labu bulat 250 mL, serangkaian tiang statif, alat soxhlet, heating mantel, kertas saring, oven, mortar dan alu.  
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sampel (kacang tanah) dan pelarut heksan.

4.2     Prosedur Kerja
1.         Dikeringkan labu bulat dalam oven suhunya 105ºC selama 30 menit kemudian didinginkan dalam desikator lalu ditimbang sampai berat konstan
2.         Ditimbang sampel kacang tanah sebanyak 25 gram, kemudian dibungkus dengan kertas saring dan diikat menggantung
3.         Dimasukkan sampel kedalam alat soxhlet dalam keadaan menggantung, dan dihubungkan alat dengan labu bulat yang berisi heksan 250 mL
4.         Diekstraksi dengan heksan selama ± 2jam hingga larutan pengekstraknya menjadi bening
5.         Dikeringkan labu bulat dalam oven pada suhu 105ºC sampai tidak berbau heksan dan heksan sudah tidak ada
6.         Didinginkan dalam desikator
7.         Ditimbang labu bulat dan lemaknya
8.         Dihitung kadar lemak pada sampel kacang tanah tersebut

5.    Hasil
5.1  Data Pengamatan
No
Sampel
Pengamatan
Perlakuan
Perubahan yang terjadi


1

Kacang tanah
Sampel dibungkus kertas saring, dimasukkan dalam alat soxhlet dan diekstraksi dengan pelarut heksan hingga lemak dan heksan terpisah
Ketika ekstraksi pertama, lemak masih bercampur dengan heksan
Ekstraksi kedua, lemak sudah mulai terpisah dari heksan namun bercampur kembali di labu bulat.
Ekstraksi ketiga, lemak sudah terpisah dari heksan namun masih banyak heksan yang tersisa dilabu bulat.
Ekstraksi keempat, lemak masih sedikit bercampur dengan heksan, lalu dioven untuk memastikan heksan benar hilang, setelah menunggu ± 1jam, didapat lemak kering dan dilanjut penimbangan

5.2  Perhitungan
Tabel data :
No
Sampel
Berat labu bulat kosong
Berat sampel
Berat kosong + sampel lemak
1
Kacang tanah
92,14 gram
25,04 gram
96,42 gram

Perhitungan kadar lemak :
6.    Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan, dengan metode soxhlet didapatkan kadar lemak sebanyak 17,09%. Prinsip metode ini adalah mengekstraksi lemak dalam sampel menggunakan pelarut yang selalu baru, sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut konstan yang didinginkan dengan pendingin balik. Kadar lemak diukur melalui berat yang hilang dari sampel atau berat lemak yang dipindahkan (Titis S, et al. 2017).
Penetapan kadar lemak diawali dengan mengeringkan labu bulat dalam oven pada suhu 105ºC selama 30 menit, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Tujuan perlakuan ini adalah mengonstankan labu bulat. Lalu menimbang sampel kacang tanah sebanyak 25,04 gram, tujuan penimbangan tersebut agar hasil lemak yang didapatkan banyak. Kemudian sampel dibungkus dengan kertas saring dan diikat menggantung. Tujuan dibungkus dengan kertas saring supaya sampel tidak berantakan dan lemak lolos saat diekstraksi. Dimasukkan kedalam alat soxhlet dalam keadaan menggantung tetapi tidak boleh terlalu ke dasar soxhlet, hanya menggantung saja.
Dihubungkan alat dengan labu bulat yang sudah berisi heksan 250 mL. kenapa pelarut yang digunakan adalah pelarut heksan? Hal ini dikarenakan kacang tanah mengandung lemak yang bersifat nonpolar, maka harus dilarutkan dengan pelarut yang memiliki sifat sama yaitu heksan bersifat nonpolar. Berikut struktur Heksan:


Lalu diekstraksi selama ±2 jam, tunggu hingga pengekstrak heksan terpisah dengan lemak, dan lemak tertinggal didalam labu bulat. Ekstraksi pertama, lemak masih bercampur dengan heksan. Ekstraksi kedua, lemak sudah mulai terpisah dari heksan namun bercampur kembali di labu bulat. Ekstraksi ketiga, lemak sudah terpisah dari heksan namun masih banyak heksan yang tersisa dilabu bulat. Ekstraksi keempat, lemak masih sedikit bercampur dengan heksan, lalu dioven untuk memastikan heksan benar hilang, setelah menunggu ± 1jam, didapat lemak kering dan dilanjut penimbangan.
Tujuan banyaknya ekstraksi ini adalah, untuk mendapatkan kadar lemak yang tinggi. Karena sesuai dengan teori bahwa semakin banyak pengulangan ekstraksi dilakukan, maka semakin tinggi kadar lemak yang akan dihasilkan. Hal ini sesuai dengan kadar lemak yang didapatkan yaitu sebesar 17,09%. Disamping itu juga, banyaknya pelarut heksan yang digunakan dapat mempengaruhi hasil kadar lemak yang didapat (Ganjar A, 2009).
Kadar lemak pada kacang tanah yang didapat dari praktikum ini sebesar 17,09%, sedangkan literatur yang didapat yaitu 43 gram per 100 gram atau setara dengan 43%. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena kurangnya pengulangan ekstraksi, sehingga diperlukan pengulangan ekstraksi hingga 5 sampai 10 kali agar didapat kadar lemak yang tinggi.
Dalam proses sokletasi, tidak ada reaksi kimia yang terjadi, tetapi yang terjadi adalah pengikatan minyak oleh heksan. Berikut struktur minyak dari kacang tanah tersebut :
7.    Kesimpun
Adapun kesimpulannya, yaitu kadar lemak yang dihasilkan dari 4 kali pengulangan ekstraksi pada sampel kacang tanah didapatkan sebesar 17,09%. Sedangkan literatur kadar lemak pada kacang tanah adalah 43%. Dan lemak yang dihasilkan adalah lemak tak jenuh tunggal.

8.    Daftar Pustaka
Akademik, Tim. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Bahan Pangan. Cilegon: STAKC Hal 5-6
Andakan, Ganjar. 2009. Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Kcang Tanah dengan Pelarut n-Heksan, Jurnal Teknologi, Volume 1, Juni 2009, AKPRIND Yogyakarta
Astawan, Made. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Bogor: Penebar Swadaya
Fessenden, Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga Hal 407-408
Tities et al, 2017. Minyak dan Lemak. Malang: Tanpa penerbit





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman tes psikotes dan interview di PT Charoen Pokphand Indonesia

Jurnal Pengaruh Konsentrasi Enzim Papain Terhadap Kelenturan Daging